Wajah Indonesia Hari Ini
Saya membayangkan tinggal di Bali atau Tapanuli.
Setiap malam jumat saya mengadakan tahlil dan yasinan dengan beberapa sanak
famili dan rekan. Lantaran Saya senang dengan seni rupa Islam dan kaligrafi,
maka banyak benda seni dan pigura penggalan ayat atau lingkaran tawis di rumah
saya.
Sanak famili kerap berkunjung untuk berbincang
soal apa saja. Anak yang harus bayar sekolah, pembantu yang sayang bapak
majikan ketimbang anak majikan. Timur tengah yang bergejolak. Hingga utak atik gathuk arti mimpi semalam.
Kemudian datang pecalang atau remaja gereja yang
menuduh Saya telah menjadikan rumah Saya sebagai tempat ibadah...
Saya coba jelaskan, ini untuk kalangan internal
dan tak Ada yang istimewa. Mereka tak mau tahu, bagi mereka di Kecamatan ini
sudah Ada Masjid, jadi silahkan beribadah di masjid karena rasa keimanan Mereka
terganggu dengan kegiatan tahlil dan tamu berpeci hitam.
Saya diminta meninggalkan Kecamatan tempat Saya
tinggal. Bagaimana mungkin? Saya memang pendatang, tapi rumah yang Saya tempati
adalah hak saya yang sudah Saya beli dengan tabungan bertahun-tahun. Tidak ada
kesepakatan. Saya harus pindah...
Terpaksa Saya berkemas dan keluar dari rumah Saya
sendiri. Saya harus ke Mana? Membeli rumah baru? Uang dari Mana? Padahal
menjual rumah tidak seperti menjual tahu bulat yang memang harus mendadak.
Tak Ada penawaran yang pas. Semua di bawah NJOP.
Jelas Saya rugi. Tapi Saya bisa apa? Saya tak punya pilihan. Akhirnya rumah
Saya lepas dengan harga murah. Saya pulang kembali ke Jakarta, kembali ke
tengah komunitas saya dengan membawa perasaan "sekarang Saya mayoritas
jangan salahkan jika Saya melakukan apa yang telah Mereka lakukan..."
Dan esoknya ada berita berjudul.. "Dianggap
meresahkan, rumah penganut Hindu digeruduk warga," dengan headline...
"Selain rawan pemurtadan, penggunaan rumah ini menyalahi IMB, karena ini
rumah tinggal bukan rumah ibadah." Kang Mas, warga masyarakat.
Berita ini viral dan dibaca juga oleh masyarakat
Bali. Mereka marah kemudian semua warga non Bali yang muslim diminta pergi.
Pengusiran ini kemudian viral Dan dibaca oleh masyarakat bugis, Mereka marah..
umat Islam dianiaya...
Ketika Indonesia sudah terpecah belah, Bunga
bertanya.. "Apa yang generasi Kang Mas buat sampai Indonesia bisa seperti
ini?"
Pasti Saya bingung dan hanya menjawab "Bukan
Kang Mas ... Kang Mas sudah berusaha menjaga negeri ini..."
Untungnya ini hanyalah khayalan yang berangkat
dari kekhawatiran... Bukan kenyataan...
Tidak ada komentar