MEMBENCILAH HINGGA KAMU LELAH MEMBENCI
Joey, Pria kulit putih Amerika masuk ke sebuah restoran di London. Begitu
masuk, ia melihat seorang pria Afrika dengan santai duduk sambil membaca koran
di sudut restoran.
"Pelayan!" teriaknya. " Saya traktir semua orang di restoran
ini, kecuali orang kulit hitam Afrika di sana!" ucapnya dengan lantang
sambil menunjuk pria Afrika itu.
Pelayan mulai melayani untuk semua orang yang ada di restoran, kecuali si
pria Afrika.
Pria Afrika tersebut hanya menatap Joey dan berkata, " Terima kasih! " Ucapnya sambil mengangguk.
Pria Afrika tersebut hanya menatap Joey dan berkata, " Terima kasih! " Ucapnya sambil mengangguk.
" Wah ngeledek nih orang, " Pikirnya.
Joey menuju bar: " Bartender! Minuman gratis untuk semua disini, kecuali orang Afrika yang duduk di pojok sana! "
Sekali lagi, bukannya marah, si Afrika hanya tersenyum sambil mengangguk ia
berkata, " Terima kasih ."
Joey, si Amerika semakin bingung dibuatnya, ia memanggil si pelayan:
" Apa dia itu sudah gila? " Sambil menunjuk pria hitam itu
" Tidak, ia tidak gila " Pelayan itu tersenyum, "dia adalah Pemilik restoran ini."
" Apa dia itu sudah gila? " Sambil menunjuk pria hitam itu
" Tidak, ia tidak gila " Pelayan itu tersenyum, "dia adalah Pemilik restoran ini."
Joey terkejut mendengar penjelasan si pelayan dan merasa sangat malu. Saking
malunya, ia langsung pergi keluar dan menyebrang jalan. Sebuah mobil yang
kencang tiba-tiba menabraknya langsung kabur. Tak ada yang peduli, pria Amerika
itu terkapar di jalanan dan hanya menjadi tontonan warga.
Dengan sigap pria kulit hitam keluar restoran, menyalakan mobilnya dan
membawa si Amerika ke rumah sakit terdekat.
Setelah siuman, Joey bersusah payah, mencoba bangkit dari tempat tidur dan ingin meminta maaf. Namun belum sempat terucap dari mulutnya, si Afrika langsung berkata, "Sudahlah, aku sudah memaafkanmu sejak awal."
Setelah dinyatakan sembuh dan boleh pulang, Joey kaget melihat di bawah
tagihan itu tertulis 'Lunas'.
"Siapa yang membayar ini semua?"
"Siapa yang membayar ini semua?"
"Teman yang menemani bapak selama dirawat di rumah sakit ini," jawab pihak rumah sakit.
Joey bergegas menuju restoran pria kulit hitam. Ia langsung ke sudut
restoran mencari pria kulit hitam itu biasa berada, namun, orang yang dicarinya
tidak ada disana.
"Dimana pria kulit hitam pemilik restoran ini?"
Belum sempat si pelayan menjawab, muncul seorang pria kulit hitam berpakaian rapi dari belakang menimpali, " Saya pemilik restoran ini, ada apa ya pak? "
Belum sempat si pelayan menjawab, muncul seorang pria kulit hitam berpakaian rapi dari belakang menimpali, " Saya pemilik restoran ini, ada apa ya pak? "
" Bukan anda yang saya maksud, saya mencari pria tua kulit hitam yang
beberapa hari lalu duduk di pojokan itu,"
"Itu ayah saya, dia sudah meninggal 5 hari lalu dan sekarang saya adalah pemilik restoran ini," jawab pria muda itu.
"Itu ayah saya, dia sudah meninggal 5 hari lalu dan sekarang saya adalah pemilik restoran ini," jawab pria muda itu.
" Sebelum meninggal dia menitipkan ini jika ada orang kulit putih yang
mencarinya," ucapnya sambil menyodorkan kertas.
Dipenuhi rasa sedih bercampur penasaran, ia membaca isi kertas itu.
" Setiap orang berhak Membenci atau Menyukai, bahkan orang yang paling
baik sekalipun tetap saja ada yang membencinya. Membencilah hingga kamu
benar-benar lelah Membenci,"
KEBENCIAN menimbulkan pertengkaran, tetapi KASIH menutupi segala
Pelanggaran.
Siapa menyembunyikan Kebencian, Dusta bibirnya; Siapa mengumpat adalah orang
bebal.
Karena itu buanglah segala Kejahatan, Segala tipu muslihat dan Segala macam
Kemunafikan, Kedengkian dan Fitnah
Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu
yang murni.
Membenci Kejahatan; Benci kepada Kesombongan, Kecongkakan, Tingkah laku yang
jahat, dan Mulut penuh tipu muslihat adalah Pertanggungan jawaban kita kelak di
Pengadilan yang Maha adil
Dimana ada KASIH terjadi PERSATUAN, dimana ada KEBENCIAN terjadi PERPECAHAN
Tetapi KASIH selalu MENYEJUKAN HATI
yaitu... " KEBENCIAN "
Sebuah Status Facebook ( KH. Ahmad Zahari, MA | Khatib PWNU DKI Jakarta )
Tidak ada komentar